Orang Tua ku Sayang, Kami Belajar Banyak Darimu

Artikel ini saya dapat dari koran yang sudah sangat usang tahun 2006 lalu. Kebetulan saya iseng-iseng untuk membaca dan akhirnya saya tertarik untuk mempubliskan artikel ini untuk dibaca oleh banyak orang dan dapat memetik manfaat yang ada di dalamnya. Berikut ini artikelnya:

Terlepas dari peristiwa kekerasan yang akhir-akhir ini sering terjadi pada ana. Sebut saja anak kandung yang dibakar ibunya sendiri beberapa minggu yang lalu, atau seorang bocah yang dicekik mati oleh ibu tirinya. Tentunya hampir semua orang tua menginginkan segala kebaikan pada anaknya.

Dan keinginan-keinginan orang tua tersebut tentunya karena rasa sayang pada anak-anaknya. Atau dengan kata lain, tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Karena rasa sayang itulah orang tua rela mengorbankan apapun miliknya, bukan hanya harta yang mereka relakan, tapi nyawa juga pasti akan diikhlaskan demi anak-anaknya.

Banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya pada sekolah yang bermutu dengan harapan anak akan menjadi orang yang berguna kelak. Mungkin itulah segelumit kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya yang bisa kami sampaikan pada pengantar bacaan ini..

Tujuh Kalimat Tabu Untuk Diucapkan Oleh Ayah dan Ibu

Seorang anak akan memulai pengalaman hidup mereka dirumah. Hal-hal yang akan mereka dapat diluar tentunya sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka dapatkan di rumah. Dan sesuatu yang banyak mereka dapatkan di rumah adalah dari orang terdekat mereka yaitu orang tua. Orang tua yang baik segala perbuatannya baik mulai dari kata-kata, tingkah laku, dan apapun yang dimiliki oleh mereka, tentunya akan menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, begitu juga sebaliknya.

Dan kata-kata yang dilantunkan orang tua tentu akan sangat mmbekas pada anak, karena pada dasarnya orang yang paling mengerti tentang anak adalah orang tua.

Ketika kata-kata yang didengar anak dari orang tuanya adalah kata-kata yang baik, tentunya anak akan termotivasi untuk berbuat lebih baik lagi. Tapi ketika kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang buruk, tentunya akan sangat berdampak buruk bagi psikologis sang anak.

Dari Yahoo! Ada tujuh kalimat yang tabu untuk disampaikan orang tua kepada anak-anaknya. Yang pertama, Gara-gara kamu, ayah dan ibu jadi pisah. Kalimat ini tentunya akan terlontar dari orang tua yang sudah bercerai, dan jika kalimat itu keluar dari lidah orang tua itu, tentu sang anak akan selalu merasa bersalah, karena tidak akan pernah ada seorang anak yang menginginkan perceraian orang tuanya.

Kedua, “Kalau nggak berhenti menangis, ibu tinggal kamu disini.” Tentunya orang tua menggunakan kalimat ini agar sang anak menurut kepada orang tua. Tapi apakah kita tahu bahwa ketakutan terbesar seorang anak adalah ketika harus ditinggal sendirian apalagi ditinggal oleh orang tua. Dan ketika orang tua mengucapkan kalimat ini, tentunya seorang anak telah berada pada ketakutan yang sebesar-besarnya. Akan lebih bijak, jika kita bisa menggunakan kalimat pilihan buat anak. Misalnya saja,” Sayang, jika terus menangis seperti itu, lebih baik kita pulang saja, ibu tidak akan melanjutkan belanja jika kamu terus menangis.” Mudah-mudahan kalimat itu lebih bijak lagi.

Ketiga, “Mestinya kamu malu pada diri sendiri.” Rasa bersalah akan segera menyergap anak jika orang tua mengucapkan kalimat itu. Sementara orang tua justru yakin , kalau anak merasa bersalah ia akan berubah kelakuan dan jadi penurut.

Memang rasa bersalah atau malu dapat membuat perilaku seorang berubah, termasuk anak. Namun jangan salah, pada saat yang sama dia akan merasa dirinya sebagai pecundang. Dia akan merasa menjadi orag yang paling bersalah didunia dan harus malu, bahkan pada dirinya sendiri. Dan ujung-ujungnya, rasa percaya anak akan menurun drastis.

Keempat, “Kami tak pernah mengharapkan kamu.” Jika kalimat ini keluar dari orang tua, mungkin jadilah kita orang tua yang paling kejam sedunia. Bagaimana tidak, kalimat seperti ini mungkin akan lebih sakit dari pisau yang ditikam ke dada seorang anak yang mendengarnya.

Kalau anda tidak percaya, pejamkan mata anda dan bayangkan jika kalimat itu keluar dari orang tua kepada kita, anak kandungnya sendiri.

Kelima, “kenapa sih, nggak pernah seperti adik kamu.?” Kalimat ini berarti mengandung pesan bahwa sang anak tak lebih pandai, tak lebih baik, dan tak lebih cakap dibanding saudaranya. Kalimat ini akan membuatnya merasa dikucilkan dan akan berdampak hingga dewasa.

Membanding-bandingkan saudara akan membuat sebuah persaingan yang tidak sehat, terimalah mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Dan ingat, setiap anak adalah pribadi yang unik.

Keenam, “Pokoknya lakukan seperti kata ibu”. Kalimat ini pesannya adalah bahwa anak itu tidak tahu apa-apa. Kalimat ini akan menimbulkan kebencian pada anak. Lain halnya jika disampaikan dalam kalimat yang empatik, misalnya “Ibu benar-benar caoek sayang.”

Ketujuh, “Sini biar ibu yang kerjakan”. Jika kalimat-kalimat ini selalu dilontarkan ketika anak mendapatkan kesulitan, sama artinya menciptakan rasa tak berdaya atau tak mampu pada diri anak.

Cara ini juga membuka peluang bagi anak untuk melakukan hal yang sama di masa depan. Kalau dilakukan sekali mungkin ini tidak terlalu menjadi masalah, tapi jika sudah dua kali, dan seterusnya berarti orang tua sudah menciptakan pekerjaan baru bagi mereka sendiri.

Sebagai penutup, seorang ulama besar di negeri ini, AA Gym, di salah satu bukunya menyebutkan bahwa mulut manusia tidak ubahnya seperti mulut ceret. Jika yang keluar dari ceret itu air putih, maka yang ada di dalam ceret itu tentunya air putih. Jika yang keluar adalah susu maka di dalam ceret itu tentunya juga susu.

Dan tentang mulut manusia, jika yang keluar dari mulut kita adalah sesuatu yang baik, tentunya di dalam hati kita juga hal-hal yang baik di dalamnya. Dan jika kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang tidak baik, tentunya di dalam hati kita juga tidak jauh dari hal-hal yang tidak baik. Artinya anak akan sangat menyayangi orang tua jika kita menjadi contoh yang baik bagi mereka.

Bagi kita selaku orang tua tidak ada salahnya untuk belajar lebih banyak lagi untuk menjadi orang tua yang baik. Terakhir buat orang tua, kami akan selalu menyayangimu. Tulus dari hati kami paling dalam.

Koran CERDAS, Januari 2006

Title : Orang Tua ku Sayang, Kami Belajar Banyak Darimu
Description : Artikel ini saya dapat dari koran yang sudah sangat usang tahun 2006 lalu. Kebetulan saya iseng-iseng untuk membaca dan akhirnya saya tertar...

1 Response to "Orang Tua ku Sayang, Kami Belajar Banyak Darimu"

Powered by Blogger.